Sunday, June 24, 2007

Tulisan 11 Tahun Telkomsel, 2006 (Juara I)

11 Tahun Telkomsel Memanjakan Konsumen
Seperti Mimpi, Tapi Itulah Kenyataan
Usia 11 tahun bila diibaratkan manusia, yang bersangkutan baru hendak mencapai puncak masa kanak-kanak menuju remaja. Kalaupun bersekolah, si-anak baru duduk di bangku kelas 5 atau kelas 6 SD. Belum banyak yang bisa diperbuat si-anak, selain pagi-pagi dibangunkan, diajak atau disuruh mandi, sarapan lalu berangkat ke sekolah, jajan dan bermain di sekolah, lalu pulang ke rumah dan bermain lagi. Begitu seterusnya setiap hari. Tapi tidak dengan Telkomsel, di usia ke-11 tahun ini operator telekomunikasi terkemuka di Indonesia itu sudah banyak berbuat.

Laporan KHAIRUL AMRI, Pekanbaru
khairulamri@riaupos.com

SUATU pagi, di awal Maret 2006 lalu seorang tetangga datang ke rumah saya, di kawasan Perumahan Ciptakarya Indah Panam, Pekanbaru. Hj Kartini (60) namanya. Raut wajahnya terlihat sendu. Guratan garis-garis ketuaan yang terlihat begitu jelas di wajahnya, membuat wajah tua itu semakin tak bisa menyembunyikan kegalauan dan kerisauannya.
Di tangannya terlihat sebuah handphone (hp) salah satu merk dagang yang banyak digunakan para pengguna telepon selular masa kini. Tapi entah kenapa, hp itu ia tenteng ke rumah saya, karena dilihat sekilas dari fisik luar (casing) alat komunikasi canggih masa kini itu masih bagus. Belum ada goresan apalagi calar di sisi kulit luar hp tersebut sama sekali. Lalu ada apa dengan tetangga saya ini?
''Tolong isikan pulsa hp kami ini,'' kata dia. Ia pun menyodorkan hp yang digenggamnya dari tadi kepada saya.
''Apa kartunya?,'' saya balik bertanya, dan percakapan diantara kami pun terjadi. ''Simpati,'' ujarnya singkat.
Akhirnya saya, pun memencet key-pad hp tersebut untuk menuliskan pesan ''*888#'', lalu menekan ''ok''. Beberapa saat berselang, muncul tulisan di layar hp, ''Sisa pulsa Rp.32.275. Aktif s/d 26/02/06.Info...'' Dengan informasi itu mengertilah saya sekarang, kalau sebenarnya pulsa di hp tersebut masih ada, tetapi masa aktifnya sudah lewat. Pantas saja hp itu tidak bisa dipakai untuk menghubungi nomor lain. Saya pun kembali mengingat-ingat, biasanya si-tetangga ini mengisi pulsa Rp50.000 setiap bulannya, dimana masa aktif pulsanya satu bulan dan masa berlaku kartunya dua bulan.
Tak sampai disitu saja. Setelah diberitahu informasi tersebut, ia pun menyodorkan satu lembar uang pecahan Rp50 ribuan kepada saya. ''Itulah. Kami mau menelpon ke luar tak bisa, tolonglah isikan pulsanya,'' kata dia lagi. Tak saja uang yang disodorkan, pesawat hp pun hendak ia serahkan.
''Sudahlah, hp-nya tak payah. Pegang saja pesawat hp tu, nanti biar diisi lewat ATM saja,'' kata saya.
Eh, mendengar ucapan itu si-tetangga malah tambah bingung. ''Apa bisa seperti itu? Kan, kalau mengisi pulsa harus bawa hp-nya juga,'' kata dia lagi. Raut mukanya berubah, keningnya berkerut, dan bola matanya sedikit disipitkan. ''Bagaimana pula nanti pulsanya bisa sampai ke hp kami ini, kalau hp-nya ditinggal di rumah,'' ujarnya, semakin penasaran dan tidak percaya dengan ucapan saya tadi.
Saya pun mencoba memberikan penjelasan untuk meyakinkan dia. ''Dulu, kalau mau mengisi pulsa memang harus begitu, dibawa hp-nya lalu beli voucher isi ulang, kemudian digosok pin kartunya, baru setelah itu diisi lewat perintah yang ada di kartu isi ulang tersebut. Tapi sekarang tidak lagi. Teknologi sudah semakin canggih, cukup dengan bertransaksi lewat ATM (Anjungan Tunai Mandiri) di bank-bank tertentu para pemegang kartu ATM tersebut bisa mengambil uang mereka, dan bisa pula sekaligus mengisi pulsa hp. Malah lebih mudah, cukup dengan menekan menu sesuai pilihan, kita bisa memilih jenis kartu selular prabayar yang akan diisikan pulsanya dan jumlah pulsa yang kita inginkan. Nah, begitu transaksi selesai nanti akan masuk sms (pesan singkat) ke hp kita, untuk memberitahunkan bahwa pulsa yang kita beli lewat ATM tersebut sudah masuk dan bisa digunakan,'' kata saya panjang lebar.
Si-tetangga pun sepertinya masih bingung. Tapi nampaknya ia tidak mau dibilang ''orang bingung'', dan ia pun mengangguk. ''O, yalah kalau begitu,'' katanya. ''Jadi, hp-nya saya bawa pulang lagi?,'' tanya dia, untuk lebih meyakinkan dirinya sendiri.

***

SEPENGGAL kisah di atas tentu hanya sebagian kecil cerita dari sekian banyak cerita tentang mimpi-mimpi masyarakat di negeri ini dalam hal penggunaan telepon selular, atau yang biasa disebut hp, atau yang dikenal lagi di kalangan masyarakat Melayu daerah ini sebagai telepon genggam atau ''telepon bimbit''.
Ketika dulu pertama kali ''alat ajaib'' ini dikenalkan, dan saat Telkomsel sebagai salah satu operator telekomunikasi memulai usahanya, persisnya pada 26 Mei 1995 atau 11 tahun silam kenyataan seperti dalam penggalan cerita tadi tentu dianggap sebagai sesuatu yang mustahil. Karena bila dipikir-pikir dengan akal sehat, mengenyampingkan kecanggihan teknologi tentunya, dari mana pula pulsa hp yang kita kirim lewat mesin ATM bisa langsung terkirim dengan sendirinya ke nomor hp yang dituju.
Berbeda dengan pola kerja bank tentunya, dimana uang yang kita simpan di satu bank kemudian bisa diambil lewat mesin ATM yang juga keluar dalam bentuk uang. Sementara di hp, uang yang kita kirim berubah wujud menjadi pulsa telepon seluler, yang kemudian bisa dipakai untuk berkomunikasi kemana pun kita mau. Itulah kenyataannya sekarang, yang mungkin dulunya hanya mimpi. Banyak lagi fasilitas lain yang sudah dikembangkan hasil kerja sama operator telekomunikasi, khususnya Telkomsel, dengan bank-bank terkemuka di tanah air yang bertujuan memberikan kemudahan dan kepuasaan kepada konsumen. Misalnya, ada fasilitas SMS Banking dan lainnya, dimana lewat fasilitas SMS Bangking ini konsumen pemegang rekening bisa bertransaksi lewat alam maya, seperti mengirimkan uang, membeli pulsa hp, mengecek posisi saldo di rekening tabungan dan lainnya.
Kenyamanan-kenyamanan dan kemudahan lain bagi pengguna setia Telkomsel pun terus diciptakan. Sebut saja misalnya NSP (Nada Sambung Pribadi), jaringan terluas dan sinyal menjangkau pelosok nusantara sampai ke pelosok desa, biaya percakapan dan sms murah yang disesuaikan dengan jenis kartu selular terpasang dan waktu bicara, dan tak kalah pentingnya bagi kalangan pebisnis atau eksekutif dengan mobilitas gerak yang tinggi dapat pula menikmati kenyamanan berkomunikasi dengan siapa pun dan dimana pun mereka berada di belahan dunia ini.
Sebab apa? Telkomsel dengan produk kartuHALO-nya siap untuk roaming internasional hampir di seluruh dunia. Seperti diketahui, total perjanjian kerja sama yang telah disepakati Telkomsel dengan mitra operator telekomunikasi di seluruh dunia adalah 144 negara dengan jumlah operator melebihi 250 operator. Nah, ratusan operator ini akan siap melayani kartuHALO Anda, saat Anda berada di negaranya masing-masing. Kemudahan ini tentu sangat membantu, karena bisa dibayangkan setiap sampai ke satu negara harus pula mengganti kartu di hp, betapa susahnya kondisi seperti itu. Selain dibuat susah, komunikasi dengan teman bisni lainnya di tanah air tentunya akan terputus, diakibatkan kartu yang biasa dipakai tersimpan di dalam dompet.
Soal inovasi dan kerja keras yang dilakukan pihak Telkomsel untuk memberikan kenyamanan dan kemudahan berkomunikasi ini dibenarkan oleh Manager Grapari Telkomsel Pekanbaru Zulfikar. Menurutnya, sudah menjadi tekad dari Telkomsel sebagai pengemban amanat lisensi nasional dari pemerintah untuk memberikan pelayanan komunikasi terbaik di tanah air.
Ucapan Zulfikar yang juga anak jati Riau ini tentu bukan tanpa data dan fakta. Data menunjukkan, bahwa hingga saat ini Telkomsel menguasai 54 persen pasar pengguna hp di seluruh Indonesia, dengan jumlah pelanggan sudah mencapai 27,5 juta orang. Bandingkan dengan operator lainnya, dimana satu perusahaan Telkomsel bisa menyaingi sekian perusahaan operator telekomunikasi yang juga bergerak sama di tanah air. Setidaknya di usia ke-11 tahun ini, itu sudah menjadi suatu bukti bahwa memang Telkomsel unggul di kelasnya.
Pantas saja, di usia yang masih 'kanak-kanak' seperti sekarang --bila dibaratkan manusia belum banyak yang bisa diperbuat-- Telkomsel sudah menyandang predikat market leader selular Indonesia.
Tapi, tentu saja Telkomsel tidak puas sampai disitu. Seperti juga tersirat dalam suatu wawancara Riau Pos dengan Zulfikar, bahwa rugi sekalipun dalam usaha pengembangan sistem jaringan telekomunikasi, bagi Telkomsel itu justru bagian dari investasi. Karena, bisa jadi sekarang konsumen Telkomsel di satu kawasan minim, tetapi beberapa tahun kemudian kawasan itu berkembang, pastilah Telkomsel yang akan menikmati hasil dari investasi tersebut.
Sebagai konsumen setia Telkomsel --saya pribadi sudah sejak tahun 2001 menggunakan kartuHALO-- tentu berharap, di usia semakin menanjak 'remaja' ini Telkomsel pun harus selalu berusaha lebih baik dari yang lain. Karena sudah menjadi hukum alam, ketika persaingan semakin ketat di kala itu pula janji-janji manis dari mana-mana semakin sering terlontar.
Tapi perlu diingat, jangan sampai mengecewakan konsumen, karena konsumen semakin cerdas dan selektif dalam menentukan pilihan sesuai dengan keinginannya. Sehingga nanti sesuatu yang sekarang mungkin menjadi mimpi bagi konsumen, ketika mereka sadar, mereka pun tahu kalau ''Itu bukan lagi mimpi, tapi sudah menjadi kenyataan''. Syabas...Selamat HUT ke-11 Telkomsel.***

Thursday, June 21, 2007

Tulisan 12 Tahun Telkomsel (Juara Harapan I)

Begitu Dekat dan Nyatanya Telkomsel di Usia 12 Tahun
"It's So Clear": Dikira Dumai, Eh Ternyata Dubai

Titel Market Leader (pemimpin pasar) yang disandang, tidak mem­buat PT Telkomsel berpuas hati. Buktinya, inovasi demi inovasi tak henti-hentinya dirancang dan diluncurkan. Tujuan akhir dari semua kerja keras itu, apalagi kalau bukan untuk menempatkan kepuasaan pelanggan (customer satisfied) di atas segalanya.

Laporan KHAIRUL AMRI, Pekanbaru
khairul-amri@riaupos.co.id

SABTU siang, di akhir September 2006. Hawa panas menyapu seluruh bagian ruang terbuka di salah satu SMA di Pekanbaru. Gerah. Tapi suasana sekeliling cukup bersahabat. Lalu lalang siswa-siswi berseragam sekolah membuat mata jadi sejuk, meski sengatan panas matahari hinggap di kulit. Sesekali senyum dan tawa menghiasi bibir-bibir para belia yang beranjak remaja itu, menjadikan suasana semakin hidup dan penuh ceria.
Siang itu, kru Masa Depan X-presi (MDX) Riau Pos, sebuah rubrik anak muda dan pelajar yang terbit setiap Ahad di Surat Kabar Harian Riau Pos, punya hajatan besar di sekolah tersebut. Iven yang diberi nama X-presi Goes to School (XGTS), ajang peng­galian potensi minat dan bakat pelajar di bidang seni, kreativi­tas dan akademis akan dihelat. Iven yang juga di sponsori Grapari Telkomsel Pekanbaru ini mendapat sambutan luar biasa di kalangan pelajar.
Sebuah panggung (stage) sudah terpasang kokoh di pelatar­an parkir sekolah sejak Jumat petang. Di panggung inilah krea­tivitas dan kreasi para pelajar digeber (dipentaskan), mulai dari pertunjukan band sekolah dan band tamu, dance, dan kabaret sampai pementasan drama multi bahasa, Indonesia, Inggris, Jepang dan Prancis. Di ruang lain, juga diadakan demonstrasi robot yang memukau dari Politeknik Caltex Riau (PCR).
Beberapa saat sebelum acara dimulai, hanya dengan maksud iseng sekaligus sebagai bentuk penghormatan kepada pihak Telkom­sel yang sudah mendukung acara itu, teman sesama kru MDX Riau Pos meminta saya untuk menghubungi Manager Grapari Telkomsel Pekan­baru, ketika itu dijabat Zulfikar, yang sekarang sudah pindah tugas ke Batam. "Bilang aja acaranya heboh. Rugi kalau Bang Fikar (panggilan akrab Zulfikar) tak datang," kata teman tadi.
Tanpa pikir panjang, telepon genggam (handphone) yang digantung di pinggang pun saya ambil. Telepon genggam salah satu merk dagang terkenal itu sudah siap untuk menghubungi lawan bicara. Di dalamnya terpasang kartu telepon selular, apalagi kalau bukan kartuHALO, salah satu produk Telkomsel yang sangat banyak digunakan pelanggannya saat ini. Meski bentuk luar kartu bernomor "08127547140" itu sudah terlihat lusuh, maklum sudah saya pakai sejak 2001 silam, tetapi kualitas suaranya masih tetap "OK" atau jernih.
Phonebook yang ada di memori telepon genggam pun saya buka. "Zulfikar Grapari". Begitu nama yang tertera di phonebook hp saya. Tak ada maksud lain, rancangan nama itu dibuat begitu biar mudah diingat saja. Nomor hp, "081175332" pun serta merta terlihat, dan begitu tuts "OK" berlogo gagang telepon warna hijau di keypad hp ditekan, hanya dalam hitungan detik suara nada sambung pun terdengar jelas. Tak lama kemudian percakapan pun terjadi.
"Halo... Ini Bang Fikar, ya?," tanya saya. Sekedar memastikan, apakah lawan bicara memang benar orang yang akan dihubungi.
"Ya, saya sendiri. Ada apa?," jawab Bang Fikar, dengan kualitas suara sangat jelas dan jernih.
"Ni Khairul Riau Pos, bang. Kami sedang acara X-presi ni, bang. Abang tak ke sini? Rugi kalau abang tak datang, ni," kata saya, mengikut apa kata teman tadi.
"O, ya. Tapi abang di Dubai ni, Rul." Suaranya makin keras dan jelas terdengar.
"O, gitu. Abang sedang di Dumai," kata saya lagi. Tak sedikitpun terlintas di pikiran saya waktu itu, kalau sebenarnya Bang Fikar sedang berada di Dubai, Uni Emirat Arab, salah satu negara di kawasan Timur Tengah sana. Saya hanya berpikir, karena suaranya terdengar begitu dekat dan begitu nyata, pastilah ia sedang berada di Dumai, yang jaraknya dari Pekanbaru hanya seki­tar 200 kilometer.
"Abang di Dubai, ni. Mungkin dua atau tiga hari lagi baru balik ke Pekanbaru," kata dia lagi.
"Kalau ada apa-apa, kirim lewat SMS (Short Message Services) aja. Nanti abang balas," sambungnya, juga dengan suara lantang dan terdengar cukup keras di telinga. Mungkin saja dia menyangka, kalau saya tidak begitu jelas mendengar suaranya, karena jarak Dubai dengan Pekanbaru-Indonesia begitu jauh. Padahal, setiap kali nada suar­anya meninggi, getaran suara itu terasa seperti menusuk gendang telinga.
"O, yalah bang. Nanti pulang dari Dumai kita ketemu," ucap saya lagi dengan sedikit senyum. Ia pun menutup telepon genggamnya, begitu juga saya.
Setelah percakapan singkat itu, dengan PD (Percaya Diri) yang tinggi saya pun bilang kepada teman tadi, kalau Bang Fikar tidak bisa datang karena sedang berada di Dumai. "Dia (Zulfikar) sedang di Dumai. Katanya tak bisa datang. Kalau ada apa-apa, dia minta di SMS aja. Nanti kalau udah pulang dia ngajak ketemu," kata saya.
Mendegar penjelasan tersebut, teman itu pun bisa memaklu­minya. "O, yalah. Nanti kalau dia sudah pulang kita jumpa sama dia," ujarnya, sambil menganggukkan kepala, mengikuti alunan musik dari panggung yang berada persis di depan mata. Jadinya, kami berdua sama-sama tidak tahu kalau sebenarnya Bang Fikar sedang berada di Dubai.
Beberapa hari kemudian, sesuai dengan janji yang dibuat saat percakapan di telepon, kami pun bertamu ke kantor Grapari Telkomsel Pekanbaru, di Jalan Jendral Sudirman untuk bertemu Bang Fikar. Ketika itulah gelak tawa kami bertiga tak tertahankan. Bang Fikar mulai membuka cerita kalau dia baru saja pulang dari Dubai, Uni Emirat Arab, bukan dari Dumai seperti yang saya pi­kirkan. "Kemarin itu saya lagi di Dubai. Makanya, saya minta dikirim SMS aja," kata dia. Jarak yang begitu jauh, tetapi terasa begitu dekat dan begitu nyata.
Jangkau Pelosok Negeri
Sebagai pemandu dan pelopor industri telekomunikasi selular, di usianya sekarang Telkomsel sudah membuktikan bahwa apa yang dilakukan dan sudah dihasilkan menunjukkan mereka memang punya kemampuan lebih di kelasnya. Jaringan telekomunikasi yang dibentang mulai dari ibu kota provinsi, kabupaten, dan kecamatan bahkan sampai ke pelosok-pelosok desa memberikan kemudahan dan kenyamanan berkomunikasi kepada lebih dari 40 juta pengguna kartu Telkomsel.
Kemudahan-kemudahan itu diberikan berkat hasil kerja keras. Misalnya, Telkomsel punya keberanian hadir dan melayani sebuah daerah atau wilayah yang sama sekali belum tersentuh jaringan telekomunikasi selular. Dengan investasi yang tidak sedikit, tercatat investasi Telkomsel sepanjang 2006 mencapai 1,5 miliar dolar AS (sekitar Rp14 triliun), dan ditopang oleh rasa tanggung jawab sebagai pemandu industri telekomunikasi selular di Indonesia, Telkomsel melakukan itu semua.
Misalnya di Sumatera, titik 0 atau KM 0 di Sabang, Pulau Batu, Pulau Hibala Nias, Pulau Balai Singkil, Pulau Mentawai, Pulau Siberiut, Pulau Tambelan Natuna, Nulurawas, Suwoh, Jangkat Jambi, Enggano Bengkulu, Pulau Bulan, Moro, Pulau Buru, Sungai Guntung, dan Tanjung Samak saat ini sudah terjangkau jaringan Telkomsel.
Kenyataan ini sejalan dengan ungkapan Direktur Utama (Dirut) Telkomsel Kiskenda Suriahardja. "Kami bersyukur bahwa seluruh sumber daya Telkomsel memiliki tekad untuk memberikan sumbangsih terbaiknya bagi negeri ini. Memang belum sepenuhnya tercapai, karenanya kami akan tingkatkan terus hingga dapat melayani ke semua pelosok negeri. Agar tak ada lagi wilayah Indonesia yang terisolir," katanya.
Tidak hanya di dalam negeri, kemudahan dan kenyamanan berkomunikasi pun dapat dirasakan para pelanggan Telkomsel ketika berada di luar negeri. Karena, disamping kualitas suara yang jernih, seperti percakapan antar dua negara yang begitu jauh, Pekanbaru-Indonesia dan Dubai-Uni Emirat Arab, tarif hemat pun akan didapatkan. Bagi para pelanggan kartu simPATI Ekstra misaln­ya, mereka bisa menikmati tarif ekstra hemat ke luar negeri, Rp99 per 6 detik. Saat ini kemudahan tersebut berlaku ke 16 negara, yakni Malaysia, Singapura, Brunei, Hongkong, Taiwan, Cina, Korea Selatan, Amerika, Canada, Prancis, Italia, Jerman, Belanda, Swedia, Thailand, dan Jepang.
Tak puas dengan layanan telekomunikasi yang konvensional saja, inovasi demi inovasi berbasis high technology terus dikem­bangkan Telkomsel. Teknologi 3G (Third Generation) misalnya. Dengan memanfaatkan layanan 3G seorang pelanggan tidak hanya sebatas mendengar suara lawan bicara, tapi lewat fasilitas Video Call antar sesama pengguna 3G, mereka bisa saling bertatap muka dari layar hp. Layanan lainnya seperti Mobile TV dan akses inter­net cepat juga bisa didapatkan lewat teknologi ini.
Teknologi 3G pun digarap dengan sangat serius oleh Telkom­sel. Saat ini, Telkomsel telah menggelar lebih dari 1.000 BTS (Base Transceiver Station) 3G di 30 kota, yaitu Jakarta, Depok, Bogor, Tangerang, Bekasi, Bandung, Semarang, Jogjakarta, Solo, Purwokerto, Surabaya, Malang, Medan, Palembang, Pematang Siantar, Bukittinggi, Lubuk Pakam, Jangto, Banda Aceh, Sidoarjo, Mojoker­to, Gresik, Samarinda, Pekanbaru, Batam, Tanjungpinang, Denpasar, Makassar, Mataram, dan Balikpapan. Dan, sebagai bagian dari rangkaian penggelaran layanan 3G ke berbagai kota di Indonesia secara cepat, Telkomsel berencana menambah sekitar 1.500 node b (BTS 3G).
Hasilnya pun mengesankan. Tercatat layanan Mobile TV dalam empat bulan pertama (September-Desember 2006) mencapai 2 juta hits, dan pemakaian Video Call di akhir tahun 2006 mencapai hampir 1,2 juta Video Call. Kalau dibuatkan komposisinya, pelang­gan Telkomsel yang sudah memanfaatkan layanan 3G berasal dari kartuHALO sebanyak 12 persen, simPATI 55 persen, dan kartu As 33 persen.
Tak berhenti disitu, inovasi turunan dari produk Telkomsel pun terus bermunculan. Program "Gratis 100 SMS Kartu As" mis­alnya, yang berlaku selama tiga bulan, mulai 1 Juni hingga 31 Agustus 2007. Pelanggan karu As cukup menggunakan kartunya seper­ti biasa, setiap pemakaian kumulatif SMS-nya mencapai 100 SMS dan kelipatannya, secara otomatis pelanggan itu akan mendapatkan bonus 100 SMS, yang bisa digunakan untuk ber-SMS gratis ke lebih dari 40 juta pengguna kartu Telkomsel (on nett) selama periode berjalan.
Sebelumnya juga ada peluncuran paket simPATI Ekstra, dengan kemudahan tarif ekstra hemat untuk menelepon maupun SMS, bonus pulsa serta layanan 3G. Tak hanya itu, bagi pelanggan kartuHALO pun diluncurkan HALOhybrid, inovasi terbaru yang menandai hadirn­ya kartu paskabayar selular pertama di Indonesia yang menyajikan dua layanan kartu selular (paskabayar dan prabayar) sekaligus dalam satu nomor. HALOhybrid juga dilengkapi dengan 100 gratis SMS perbulan untuk komunikasi sesama Telkomsel, layanan 3G, dan bebas abonemen.
Sejalan dengan inovasi-inovasi tersebut, Telkomsel seper­tinya sadar betul kalau pelayanan langsung kepada pelanggan merupakan sesuatu yang mutlak dilakukan. Makanya, seiring dengan penggelaran jaringan infrastruktur telekomunikasi selularnya ke seluruh kabupaten dan kecamatan di Indonesia, Telkomsel juga menghadirkan ribuan titik pelayanan yang siap melayani seluruh pelanggannya. Saat ini, Telkomsel telah menghadirkan sekitar 10.500 titik pelayanan, berupa GraPARI 68 buah, GeraiHALO 210 buah, KiosHALO 2.300 buah, Retail Nasional 2.950 buah dan Outlet Dealer Telkomsel 5.000 buah.
Bila demikian halnya, sangat dimengerti kenapa PT Telkomsel mau berinvestasi dalam jumlah yang tidak sedikit. Untuk itu, landasan pijak sudah ditancapkan, sejak 26 Mei 1995 atau 12 tahun yang lalu. Sebagai pelopor dan pemandu perkembangan industri selular di Indonesia, tentunya Telkomsel ingin terus menjadi yang terdepan.
Tapi, seperti ungkapan orang bijak, "Seseorang tak akan pernah jatuh karena tersandung batu besar, tetapi kerikil-kerikil kecillah yang membuat seseorang kadang tergelincir". Berbuatlah yang terbaik untuk negeri ini. Selamat Ulang Tahun ke-12 Telkom­sel. ***

Monday, June 11, 2007

Assalamu'alaikum...

The first, we must energic...ok?