Sunday, June 24, 2007

Tulisan 11 Tahun Telkomsel, 2006 (Juara I)

11 Tahun Telkomsel Memanjakan Konsumen
Seperti Mimpi, Tapi Itulah Kenyataan
Usia 11 tahun bila diibaratkan manusia, yang bersangkutan baru hendak mencapai puncak masa kanak-kanak menuju remaja. Kalaupun bersekolah, si-anak baru duduk di bangku kelas 5 atau kelas 6 SD. Belum banyak yang bisa diperbuat si-anak, selain pagi-pagi dibangunkan, diajak atau disuruh mandi, sarapan lalu berangkat ke sekolah, jajan dan bermain di sekolah, lalu pulang ke rumah dan bermain lagi. Begitu seterusnya setiap hari. Tapi tidak dengan Telkomsel, di usia ke-11 tahun ini operator telekomunikasi terkemuka di Indonesia itu sudah banyak berbuat.

Laporan KHAIRUL AMRI, Pekanbaru
khairulamri@riaupos.com

SUATU pagi, di awal Maret 2006 lalu seorang tetangga datang ke rumah saya, di kawasan Perumahan Ciptakarya Indah Panam, Pekanbaru. Hj Kartini (60) namanya. Raut wajahnya terlihat sendu. Guratan garis-garis ketuaan yang terlihat begitu jelas di wajahnya, membuat wajah tua itu semakin tak bisa menyembunyikan kegalauan dan kerisauannya.
Di tangannya terlihat sebuah handphone (hp) salah satu merk dagang yang banyak digunakan para pengguna telepon selular masa kini. Tapi entah kenapa, hp itu ia tenteng ke rumah saya, karena dilihat sekilas dari fisik luar (casing) alat komunikasi canggih masa kini itu masih bagus. Belum ada goresan apalagi calar di sisi kulit luar hp tersebut sama sekali. Lalu ada apa dengan tetangga saya ini?
''Tolong isikan pulsa hp kami ini,'' kata dia. Ia pun menyodorkan hp yang digenggamnya dari tadi kepada saya.
''Apa kartunya?,'' saya balik bertanya, dan percakapan diantara kami pun terjadi. ''Simpati,'' ujarnya singkat.
Akhirnya saya, pun memencet key-pad hp tersebut untuk menuliskan pesan ''*888#'', lalu menekan ''ok''. Beberapa saat berselang, muncul tulisan di layar hp, ''Sisa pulsa Rp.32.275. Aktif s/d 26/02/06.Info...'' Dengan informasi itu mengertilah saya sekarang, kalau sebenarnya pulsa di hp tersebut masih ada, tetapi masa aktifnya sudah lewat. Pantas saja hp itu tidak bisa dipakai untuk menghubungi nomor lain. Saya pun kembali mengingat-ingat, biasanya si-tetangga ini mengisi pulsa Rp50.000 setiap bulannya, dimana masa aktif pulsanya satu bulan dan masa berlaku kartunya dua bulan.
Tak sampai disitu saja. Setelah diberitahu informasi tersebut, ia pun menyodorkan satu lembar uang pecahan Rp50 ribuan kepada saya. ''Itulah. Kami mau menelpon ke luar tak bisa, tolonglah isikan pulsanya,'' kata dia lagi. Tak saja uang yang disodorkan, pesawat hp pun hendak ia serahkan.
''Sudahlah, hp-nya tak payah. Pegang saja pesawat hp tu, nanti biar diisi lewat ATM saja,'' kata saya.
Eh, mendengar ucapan itu si-tetangga malah tambah bingung. ''Apa bisa seperti itu? Kan, kalau mengisi pulsa harus bawa hp-nya juga,'' kata dia lagi. Raut mukanya berubah, keningnya berkerut, dan bola matanya sedikit disipitkan. ''Bagaimana pula nanti pulsanya bisa sampai ke hp kami ini, kalau hp-nya ditinggal di rumah,'' ujarnya, semakin penasaran dan tidak percaya dengan ucapan saya tadi.
Saya pun mencoba memberikan penjelasan untuk meyakinkan dia. ''Dulu, kalau mau mengisi pulsa memang harus begitu, dibawa hp-nya lalu beli voucher isi ulang, kemudian digosok pin kartunya, baru setelah itu diisi lewat perintah yang ada di kartu isi ulang tersebut. Tapi sekarang tidak lagi. Teknologi sudah semakin canggih, cukup dengan bertransaksi lewat ATM (Anjungan Tunai Mandiri) di bank-bank tertentu para pemegang kartu ATM tersebut bisa mengambil uang mereka, dan bisa pula sekaligus mengisi pulsa hp. Malah lebih mudah, cukup dengan menekan menu sesuai pilihan, kita bisa memilih jenis kartu selular prabayar yang akan diisikan pulsanya dan jumlah pulsa yang kita inginkan. Nah, begitu transaksi selesai nanti akan masuk sms (pesan singkat) ke hp kita, untuk memberitahunkan bahwa pulsa yang kita beli lewat ATM tersebut sudah masuk dan bisa digunakan,'' kata saya panjang lebar.
Si-tetangga pun sepertinya masih bingung. Tapi nampaknya ia tidak mau dibilang ''orang bingung'', dan ia pun mengangguk. ''O, yalah kalau begitu,'' katanya. ''Jadi, hp-nya saya bawa pulang lagi?,'' tanya dia, untuk lebih meyakinkan dirinya sendiri.

***

SEPENGGAL kisah di atas tentu hanya sebagian kecil cerita dari sekian banyak cerita tentang mimpi-mimpi masyarakat di negeri ini dalam hal penggunaan telepon selular, atau yang biasa disebut hp, atau yang dikenal lagi di kalangan masyarakat Melayu daerah ini sebagai telepon genggam atau ''telepon bimbit''.
Ketika dulu pertama kali ''alat ajaib'' ini dikenalkan, dan saat Telkomsel sebagai salah satu operator telekomunikasi memulai usahanya, persisnya pada 26 Mei 1995 atau 11 tahun silam kenyataan seperti dalam penggalan cerita tadi tentu dianggap sebagai sesuatu yang mustahil. Karena bila dipikir-pikir dengan akal sehat, mengenyampingkan kecanggihan teknologi tentunya, dari mana pula pulsa hp yang kita kirim lewat mesin ATM bisa langsung terkirim dengan sendirinya ke nomor hp yang dituju.
Berbeda dengan pola kerja bank tentunya, dimana uang yang kita simpan di satu bank kemudian bisa diambil lewat mesin ATM yang juga keluar dalam bentuk uang. Sementara di hp, uang yang kita kirim berubah wujud menjadi pulsa telepon seluler, yang kemudian bisa dipakai untuk berkomunikasi kemana pun kita mau. Itulah kenyataannya sekarang, yang mungkin dulunya hanya mimpi. Banyak lagi fasilitas lain yang sudah dikembangkan hasil kerja sama operator telekomunikasi, khususnya Telkomsel, dengan bank-bank terkemuka di tanah air yang bertujuan memberikan kemudahan dan kepuasaan kepada konsumen. Misalnya, ada fasilitas SMS Banking dan lainnya, dimana lewat fasilitas SMS Bangking ini konsumen pemegang rekening bisa bertransaksi lewat alam maya, seperti mengirimkan uang, membeli pulsa hp, mengecek posisi saldo di rekening tabungan dan lainnya.
Kenyamanan-kenyamanan dan kemudahan lain bagi pengguna setia Telkomsel pun terus diciptakan. Sebut saja misalnya NSP (Nada Sambung Pribadi), jaringan terluas dan sinyal menjangkau pelosok nusantara sampai ke pelosok desa, biaya percakapan dan sms murah yang disesuaikan dengan jenis kartu selular terpasang dan waktu bicara, dan tak kalah pentingnya bagi kalangan pebisnis atau eksekutif dengan mobilitas gerak yang tinggi dapat pula menikmati kenyamanan berkomunikasi dengan siapa pun dan dimana pun mereka berada di belahan dunia ini.
Sebab apa? Telkomsel dengan produk kartuHALO-nya siap untuk roaming internasional hampir di seluruh dunia. Seperti diketahui, total perjanjian kerja sama yang telah disepakati Telkomsel dengan mitra operator telekomunikasi di seluruh dunia adalah 144 negara dengan jumlah operator melebihi 250 operator. Nah, ratusan operator ini akan siap melayani kartuHALO Anda, saat Anda berada di negaranya masing-masing. Kemudahan ini tentu sangat membantu, karena bisa dibayangkan setiap sampai ke satu negara harus pula mengganti kartu di hp, betapa susahnya kondisi seperti itu. Selain dibuat susah, komunikasi dengan teman bisni lainnya di tanah air tentunya akan terputus, diakibatkan kartu yang biasa dipakai tersimpan di dalam dompet.
Soal inovasi dan kerja keras yang dilakukan pihak Telkomsel untuk memberikan kenyamanan dan kemudahan berkomunikasi ini dibenarkan oleh Manager Grapari Telkomsel Pekanbaru Zulfikar. Menurutnya, sudah menjadi tekad dari Telkomsel sebagai pengemban amanat lisensi nasional dari pemerintah untuk memberikan pelayanan komunikasi terbaik di tanah air.
Ucapan Zulfikar yang juga anak jati Riau ini tentu bukan tanpa data dan fakta. Data menunjukkan, bahwa hingga saat ini Telkomsel menguasai 54 persen pasar pengguna hp di seluruh Indonesia, dengan jumlah pelanggan sudah mencapai 27,5 juta orang. Bandingkan dengan operator lainnya, dimana satu perusahaan Telkomsel bisa menyaingi sekian perusahaan operator telekomunikasi yang juga bergerak sama di tanah air. Setidaknya di usia ke-11 tahun ini, itu sudah menjadi suatu bukti bahwa memang Telkomsel unggul di kelasnya.
Pantas saja, di usia yang masih 'kanak-kanak' seperti sekarang --bila dibaratkan manusia belum banyak yang bisa diperbuat-- Telkomsel sudah menyandang predikat market leader selular Indonesia.
Tapi, tentu saja Telkomsel tidak puas sampai disitu. Seperti juga tersirat dalam suatu wawancara Riau Pos dengan Zulfikar, bahwa rugi sekalipun dalam usaha pengembangan sistem jaringan telekomunikasi, bagi Telkomsel itu justru bagian dari investasi. Karena, bisa jadi sekarang konsumen Telkomsel di satu kawasan minim, tetapi beberapa tahun kemudian kawasan itu berkembang, pastilah Telkomsel yang akan menikmati hasil dari investasi tersebut.
Sebagai konsumen setia Telkomsel --saya pribadi sudah sejak tahun 2001 menggunakan kartuHALO-- tentu berharap, di usia semakin menanjak 'remaja' ini Telkomsel pun harus selalu berusaha lebih baik dari yang lain. Karena sudah menjadi hukum alam, ketika persaingan semakin ketat di kala itu pula janji-janji manis dari mana-mana semakin sering terlontar.
Tapi perlu diingat, jangan sampai mengecewakan konsumen, karena konsumen semakin cerdas dan selektif dalam menentukan pilihan sesuai dengan keinginannya. Sehingga nanti sesuatu yang sekarang mungkin menjadi mimpi bagi konsumen, ketika mereka sadar, mereka pun tahu kalau ''Itu bukan lagi mimpi, tapi sudah menjadi kenyataan''. Syabas...Selamat HUT ke-11 Telkomsel.***

No comments: